Air mata ini masih tak mau berhenti mengalir. Aku mulai lelah. Ku rebahkan tubuhku di atas tempat tidurku. menatap langit langit kamarku dengan pikiran kosong. Teringat akan masa lalu yang begitu indah. hingga terlalu sayang untuk dilupakan. Namun jika ku sadar akan kenyataannya membuatku enggan mengingatnya.Saat pertama kali aku menginjakkan kaki disekolah baruku. Satu satunya SMK negeri di kabupatenku. Aku menjalani hari hariku disekolah baru seperti anak anak lain. Belajar,bermain,eskul,dan lainya. Aku termasuk anak yang aktif. Aku mengikuti seleksi masuk 2 organisasi besar di sekolahku. Sesuatu yang berbeda dimulai dari sini. Aku mengenal seorang laki laki yang menarik perhatianku. Namanya Dhika.
Dia yang mengenalkanku pada Paski. Sebuah kegiatan yang memang aku suka sejak aku di SMP. Dia yang ku jadikan contoh dari setiap kegiatan. Karna memang hampir setiap kegiatan dia ikuti. Aku pun ingin sepertinya. Namun dua organisasi yang telah aku coba gagal.
Air mata ku kembali mengalir ketika ku ingat semua itu. Dua kali aku mengalami kegagalan. Dulu sempat aku berfikir tak ada gunanya lagi aku mengikuti kegiatan lain. Namun seorang malaikat datang padaku. Memang aku yang awalnya mengirim sebuah pesan singkat padanya. Saat dia membalas pesan pertamaku rasanya masih biasa saja. Namun senyum kecil terlukis diwajah ini. Cerita ini terus berlanjut. kejadian kirim mengirim pesan terjadi hampir setiap harinya. Awalnya semua baik baik saja. Semakin lama kami semakin akrab. Sampai aku menganggapnya seperti kakak kandungku sendiri. Dia pun begitu. Aku juga telah dianggap seperti adiknya. Ku pikir saat pertama kalinya dia memanggilku "adek" itu adalah hari terindah. Tapi aku salah. Dia memberiku banyak hari hari indah.
Aku tak kuasa menahan air mataku. Dan kurasakan betapa hati ku seperti tertusuk belati. Rasa sakit yang amat sangat hingga mebuatku ingin menjerit. Namun aku menahanya. Aku biarkan air mata ku keluar. Setelah beberapa menit aku menangis, pikiranku lelah. Yang aku pikirkan sekarang aku ingin tenang. Aku ingin mengistirahatkan hati dan pikiranku. Aku ingin tidur. Namun setiap kali mata ini ku pejamkan. Bayangan masa lalu kembali muncul.
Sebuah janji yang pertama kali dia ucapkan. Mungkin hanya sebuah janji kecil. Namun berarti besar untukku. Janjinya untuk menjadi kakaku yang baik. Janji itu aku dengar, saat ada beberapa masalah kecil antara aku dengan pacarnya, Defi. Masalah ini mulai muncul ketika Defi mulai tak nyaman dengan hubunganku dan Kak Dhika. Memang dia tidak langsung menyerangku. Tidak juga menghampiriku dikelas dan mengajaku berantem. Tapi sering kuterima sindiran sindiran dan desas desus yang tak menyenangkan. Bodohnya aku tetap bertahan dalam keadaan seperti ini. Aku juga tak tahu mengapa.Namun itu hanya sebuah kejadian kecil. Sampai masalah itu mencapai puncaknya. Hampir dua minggu hubunganku dan Kak Dhika renggang. Dan satu minggu berikutnya ia sama sekali tak menghubungiku. Kak Dhika acuh padaku. Setiap kali kita bertemu. Sedikitpun matanya tak tertuju padaku. Aku menungkapkan kekesalanku dan kesedihanku melalui sebuah situs pertemanan. Sampai suatu hari, Kak Dhika menanyakan padaku janjinya dulu. Katanya sudah satu minggu ia dan Defi bertengkar. Karna ungkapan ungkapanku di situs itu. Dan karna hal hal lain yang sebenarnya aku tak mengerti. Aku hanya pasrah. Dan menurut saja maunya.
Seminggu setelah itu. Hubunganku tak bertambah baik. Ku dengar hubungan mereka semakin parah. Sampai pada suatu malam. Malam hari ulang tahunku. Ku temukan curahan hatinya disebuah situs yang menyatakan benci padaku. Sekejap air mataku meledak. Hati ku terasa dicambuk. Kucoba berfikir bahwa ini salah. Ya, ini bukan untukku.
Keesokan harinya,saat semua teman ku memberi ucapan selamat ulang tahun untukku. Aku hanya punya satu harapan dihari ulang tahunku ini. Kak Dhika datang dan berkata "Selamat ulang tahun ya adek ku." hanya itu yang aku harapkan. Tapi seorang temanku menunjukan sebuah pesan yang membuatku hampir pingsan saat aku membacanya. "bilang sama temen kamu, udah puas menghancurkan hubungan orang? orang yang selama ini membantu kamu, seperti inikah balasanmu? kau hancurkan hubungannya? puaskah kau sekarang?". Seketika tubuhku lemas. Mulutku tak mampu lagi berkata kata. Pesan itu dari nomer kak Dhika. Ya, sekarang semua orang menyalahkanku. Saat itu aku berharap tak mau lagi di sekolah ini. Tak tau lagi apa yang aku rasakan saat ini. Batapa hancurnya hati ku. Ketika satu harapanku dihari ulang tahunku, di balas dengan sebuah kata kata yang begitu menyakitkan. Tepat disaat hari yang ku tunggu. Tuhan, apa salahku??.
Aku terpaksa menangis lagi. "Semuanya hancur" pikirku. Aku tak sanggup menangis lagi. Hatiku terasa mati. Aku lelah. Tanpa kusadari aku mulai tertidur.
Hari hari indah yang dulu aku lalui bersamanya. Seperti terulang kembali. Dia yang selalu meberiku semangat saat aku putus asa, yang selalu bisa membuatku tersenyum meski aku menangis, yang selalu bisa membuatku tertawa dengan semua tingkahnya. Kak Dhika selalu mampu membuatku merasa beruntung. Dia orang yang luar biasa untukku. Seseorang yang sempurna untukku.semua kenangan itu seperti ku alami lagi. Ketika pertama kali ia tersenyum padaku, senyum yang begitu tulus. Ketika pertama ia memanggilku adek, pertama kali ia berbicara padaku, pertama kali ia menjagaku, pertama kali ia menyentuh tanganku, pertama kali ia melatihku, pertama kali ia bernyanyi untukku. Dan yang paling ku ingat, pertama kali ia berjanji padaku. Semua hal yang pastinya ia lupakan. Namun tak kan pernah kulupakan.
Ketika ku terbangun, air mataku telah mengering di pipiku. Sampai kinipun, belum kudapat maaf dari Defi. Meski telah kucoba segala cara. Telah puluhan maaf aku ucapkan. Namun tak satupun yang menyentuh hatinya. Hubunganku dengan Kak Dhika juga tak ada kejelasannya. Ia menghilang. Aku sadar. ia hanya mempermainkan ku. Setelah ku dibawanya terbang begitu tinggi. Dia menghempaskanku. Hingga tak peduli ketika aku hancur. Sampai kini pun, aku masih tak mengerti apa sebenarnya salahku. Hingga aku begitu dibenci mereka. Ku coba terima semua ini. namun begitu berat. Saat harapan ini begitu indah. Dia hancurkan begitu saja. Semudah itu dia berkata benci padaku. Namun aku terlanjur sayang padanya. Meski sempat ku rasakan rasa yang lain. Namun kuyakinkan bahwa rasa sayangku sebagai seorang adik, jauh lebih besar. Dan rasa takut kehilangan kakak jauh lebih besar dari rasa lain. Maafkan aku kak. Maafkan atas segala kesalahanku. Terima kasih atas setiap kebahagiaan yang kau ciptakan. Terima kasih atas setiap senyum yang kau ciptakan. Terima kasih atas hari hari indah yang kau berikan padaku. Dan terima kasih telah menjadi kakak yang sempurna untukku. Semua ini akan aku jadikan kenangan manis sekaligus pelajaran pahit. Doaku, Semoga kau bahagia.




2 komentar:
po yox
eeeo ix...
Posting Komentar